PalembangHistory -
Lokasi nya tidak jauh dari Jembatan Musi 2 Palembang, tepatnya di di Jalan
Pangeran Sido Ing Lautan Lrg Budiman, No 1009 Kelurahan 36 ilir Kecamatan Gandus Palembang,
(-3.018379,104.7401531), lebih kurang 15 KM dari Jembatan Musi 2 ke arah
gandus.
Sejarah Singkat Pembuatan Al Quran Al Akbar
Gagasan pembuatan Al Quran terbesar ini tercetus pada tahun 2002,
setelah penulis merampungkan pemasangan kaligrafi pintu dan ornamen Masjid
Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan, dari sana
terpikir untuk membuat mushaf Al Quran dengan ornamen dan ukiran khas
Palembang, maka dimalam bulan Ramadhan tergambar dalam pemikiran penulis sebuah
Al Quran Raksasa yang terbuat dari kayu dan menjadi mushaf yang terbesar di
dunia.
Dengan niat ikhlas dan Ridho Allah SWT, sebagai pencinta seni kaligrafi
dan ukiran khas Palembang, serta demi kelestarian seni ini, gagasan tersebut
mulai dikerjakan, penulis akhirnya menyelesaikan 1 keping lembaran kaligrafi Al
Quran, kemudian memperlihatkan kepada salah satu Tokoh Palembang, H Marzuki
Alie, dengan harapan Beliau mau mengajak sahabat, dermawan dan relasinya untuk
mensuport pembuatan Al Quran Al Akbar ini.
Tepat 1 Muharram 1423 H / 15 Maret 2002, atas inisiatif H Marzuki Alie,
dan pengurus masjid Agung Palembang, Tampak 1 Keping Al Quran Al Akbar (Surah
al Fatihah) yang terbuat dari kayu tembesu, berukuran 177 cm x 140 cm dengan
ketebalan 2,5 cm, dipajang pada acara bazar peringatan tahun baru Islam yang
diketuai oleh H Marzuki Alie sendiri.
Proses pembuatan Al Quran terbesar ini dikerjakan dikediaman penulis
kaligrafi tersebut di Jalan Pangeran
Sido Ing Lautan Lrg Budiman, No 1009 Kelurahan 35 Ilir Palembang, Pembuatan Al
Quran Raksasa ini semula diperkirakan selesai tahun 2004, tetapi molor dari
target yang diperkirakan, karena terkendala dana dan bahan baku kayu yang
dibutuhkan.
Semula harga kayu tembesu 2 Juta Rupiah perkubik mengalami kenaikan
menjadi 7 Juta hingga 10 Juta Perkubiknya, padahal anggaran kayu dan tinta yang
tercantum pada proposal hanya 2 Juta per Item, Mengenai hal ini tim penggarap
tidaklah memikirkan keuntungan, karena pembuatan Al Quran ini adalah Kerja
Amal, sehingga kendala tersebut niscaya yakin dapat teratasi dengan baik, bagi
kami ini adalah mahakarya dan menjadikannya sebagai lahan pengabdian bagi Agama
tercinta.
Pemilihan kayu tembesu merupakan kayu asli kota Palembang, yang juga
digabung dengan ukiran khas Palembang, sehingga merupakan promosi kebudayaan
khas Palembang.
Sebelum diukir diatas papan, ayat ayat Al Quran terlebih dahulu ditulis
di atas kertas karton, lalu tulisan ini dijiplak diatas kertas minyak,
sebelumnya tulisan ayat Al Quran diatas kertas karton ini dikoreksi oleh tim
pentashih, sehingga jika terjadi kesalahan bisa langsung diperbaiki.
Kemudian kertas minyak tersebut ditempel keatas papan yang sudah
disiapkan, hurup-hurup diatas kertas minyak ini menjadi petunjuk bentuk hurup
kaligrafi ayat Al Quran yang harus diukir, dalam menulis kaligrafi ayat Al
Quran dengan bentuk ukiran ini, Penulis menggunakan jenis hurup atau kaligrafi
Khat Nashki standar tulisan Al Quran, yang dijadikan standar terbitan Arab
Saudi dan kementerian Agama RI, Untuk tajwidnya, penulis menggunakan tajwid
standar Kementerian Agama RI.
Untuk membingkai Ayat Ayat Al Quran itu, ditepi lembar Al Quran raksasa
dihiasi dengan ukiran ornament khas Palembang. Untuk memperlancar agenda ini
serta akuntabilitas kepada publik, maka H Marzuki Alie meminta pada Gubernur
Sumatera Selatan, H Rosihan Arsyad agar menyusun dan mengeluarkan SK Panitia
pembuatan Al Quran Al Akbar.
Lalu dibentuklah tim pembuatan Al Quran Al Akbar di Palembang, Panitia
ini terdiri dari Pelindung dan Penasehat: H Taufik Kiemas, H. Rosihan Arsyad
(Gubernur Sumatera Selatan waktu itu), KH Dr Kgs Oesman Said PSOG, H Husni, dan
Dr H Jalaluddin. Dewan pembina terdiri dari KH. M. Zen Syukri, Dr. J. Suyuti
Pulungan, Prof Dr Aflatun Mukhtar, Yayasan Masjid Agung Palembang, dan Yayasan
Alhlul Quran , sementara pengurus lain, Ketua Umum Ir. H. Bakti Setiawan, Ketua
Harian H Marzuki Alie, Sekretaris RHM Adi Rasyidi dan Bendahara Hj. Asmawati.
Kepanatiaan ini juga dibantu oleh bebarapa seksi, seperti seksi dana
diketuai oleh H Roni Hanan, seksi umum dan logistik diketuai oleh HM Noerdin,
seksi humas dan promosi diketuai oleh M Skri Ibn Soha dan koordinator pelaksana
teknis diketuai oleh Syofwatillah Mohzaib.
Secara khusus untuk mengoreksi isi Al Quran tersebut, telah dibentuk
tim pentashih yang beranggotakan ulama cukup berpengaruh dan berpengalaman di
Sumatera Selatan, mereka adalah KH A
Sazily Mustafa (alm), KH Kgs Nawawi Dencik, KH Abdul Qadir (alm), KH Hasnuri
Royani (alm), KH Abdul Qudus (alm), KH Suhaimi Muhit dan KH Muslim Ansori,
dibantu dosen IAIN Raden Fatah Drs. Sanusi Goloman Nasution.
Pada tahun 2008, pembuatan Al Quran telah rampung, Al Quran ini terdiri
atas dua cover (sampul), Halaman 1 - 604 sebanyak 306 lembar terdiri atas juz 1
- 30, sedangkan halaman 305-630 berisi 17 lembar yang didalamnya berupa hiasan
Al Quran, daftar isi dan daftar halaman, tajwid, sambutan-sambutan mukadimah,
pengesahan pentashih, panitia dan daftar donatur dan partisan, tebal
keseluruhannya termasuk cover mencapai 9 meter.
Alhamdulillah pada hari kamis, 14 Mei 2009 dapat diluncurkan di masjid
Agung Palembang, oleh kepala departemen Agama Provinsi Sumatera Selatan, H
Najib Haitami, yang dihadiri oleh para Hafizh, hafizah se Sumatera Selatan,
peluncuran tersebut bertujuan untuk memperlihatkan kepada bahwa Al Quran Al
Akbar telah selesai 30 Juz dan dengan harapan agar masyarakat dapat memberikan
masukkan serta koreksi jika masih ada kesalahan-kesalahan.
Meski telah dilakukan koreksi dan dibaca berulang ulang oleh pakar
tersebut, ternyata masih ada kekurangan huruf atau terbalik, salah satunya
ditemukan oleh KH Dr Hidayah Nur Wahid, Anggota DPR RI, saat berkunjung ke Palembang
bersama rombongan Ketua DPR RI Dr H Marzuki Alie, kesalahan tersebut segera
diperbaiki.
Seiring perjalanan itu, pada tahun 2010, H Marzuki Alie, terpilih
sebagai Presiden PUIC (Parlement Union of OIC Mamber State / Persatuan Negara
Negara Organisasi Konferensi Islam) di Kampala Urganda. Konferensi PUIC
berikutnya dilaksanakan pada 25-30 Januari 2012 dikota Palembang, yang dihadiri
oleh sekitar 50 Negara. Maka momentum inilah diharapkan dapat diremikannya Al
Quran Al Akbar oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, sekaligus dilakukan
penandatanganan prasasti Al Quran Al Akbar oleh peserta konferensi PUIC. Serta
menobatkan sebagai Al Quran Terbesar Dunia dari jenis ukiran kayu khas
Palembang. Pada perhelatan ini juga akan dilakukan peletakan batu pertama
pembangunan meseum Al Quran Al Akbar yang berlokasi di komplek Pesantren Modern
IGM Al Ihsaniyah.
(Sumber : Wikipedia)