Palembang History - Kota
Palembang merupakan kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1334 tahun jika
berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedukan Bukit.
Menurut Prasasti yang berangka tahun 16 Juni 682. Pada saat itu oleh penguasa
Sriwijaya mendirikan Wanua di daerah yang sekarang dikenal sebagai kota
Palembang. Menurut topografinya, kota ini dikelilingi oleh air, bahkan terendam
oleh air. Air tersebut bersumber baik dari sungai maupun rawa, juga air hujan.
Bahkan saat ini kota Palembang masih terdapat 52,24 % tanah yang yang tergenang
oleh air (data Statistik 1990). Berkemungkinan karena kondisi inilah maka nenek
moyang orang-orang kota ini menamakan kota ini sebagai Pa-lembang dalam bahasa
melayu Pa atau Pe sebagai kata tunjuk suatu tempat atau keadaan; sedangkan
lembang atau lembeng artinya tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak
karena lama terendam air (menurut kamus melayu), sedangkan menurut bahasa
melayu-Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air. Jadi Palembang
adalah suatu tempat yang digenangi oleh air.
Geografis
Palembang terkenal sebagai kota industri dan kota perdagangan. Posisi geografis Palembang yang terletak di tepian Sungai Musi
dan tidak jauh dari Selat Bangka. Hal ini menjadi anugerah alam yang
sangat menguntungkan. Walaupun tidak berada di tepi laut, Kota Palembang
mampu dijangkau oleh kapal-kapal dari luar negeri. Terutama dengan
adanya Dermaga Tangga Buntung dan Dermaga Sei Lais. Selain itu, Kota
Palembang terkenal sebagai kota tua, yang pernah menjadi pusat
pendidikan agama Budha. Dahulunya, sebuah kerajaan jaya bernama
‘Sriwijaya’ berada di kota ini. Masih banyak peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang tersebar di seluruh kota dan sekitarnya, dan situs-situs ini masih belum terurus, seperti Beteng Kuto Besak yang bahkan menjadi polemik karena dijadikan tempat perniagaan.
Kota Palembang semakin khas karena dibelah dan dikelilingi Sungai
Musi dan anak-anak sungainya. Seharusnya, Palembang lebih tepat menjadi
kota sungai, namun sayangnya pola pembangunan pada era lalu sangat kuat
dengan visi penyeragaman, sehingga dibentuk sedemikian rupa menjadi kota
daratan sebagaimana kota-kota lain di plau Jawa.
Secara geografis wilayah Kota Palembang berada antara 2º 52’ – 3º 5’
LS dan 104º 37’- 104º52” BT dengan luas wilayah 400,61 Km² dengan
batas-batas sebagai berikut :
- Batas Utara : Kabupaten Banyuasin.
- Batas Selatan : Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Banyuasin.
- Batas Timur : Kabupaten Banyuasin.
- Batas Barat : Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Kota Palembang terdiri dari 16 Kecamatan dan 107 Kelurahan dengan
jumlah penduduk 1.708.413 jiwa (tahun 2012). Kecamatan dengan luas
wilayah terbesar yaitu Kecamatan Sukarami (98,56 Km²), sedangkan
kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Ilir Barat (6,5 Km²).
Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di
Kecamatan Ilir Timur I (13.882 jiwa/Km²), sedangkan kecamatan dengan
tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu Kecamatan Gandus (766 jiwa/
Km²).
Seni dan Budaya
(Dul Muluk)
Kesenian Dul Muluk adalah sebuah teater asli Sumatera Selatan yang muncul di Palembang. Kata Dul Muluk sendiri berasal dari nama tokoh utamanya bernama Raja Abdulmuluk Jauhari. Pertama kali Dul Muluk dibawa oleh seorang pedagang yang bernama Wan Bakar seorang keturunan Arab. Selama berdagang, dia juga membawa dan membacakan kitab bacaan yang berisi hikayat baik dalam bentuk syair, salah satunya kitab syair Abdul Muluk. Ternyata kisah Raja Abdul Muluk ini tersebar ke seluruh Kota Palembang dan sangat disukai oleh masyarakat kota palembang sampai sekarang ini.
(Gending Sriwijaya)
Gending Sriwijaya adalah Salah satu tarian dan lagu tradisional Kota Palembang. Biasanya dipentaskan untuk penyambutan tamu-tamu dalam resepsi pernikahan. Gending Sriwijaya sendiri menggambarkan kejayaan, keagungan dan keluhuran budaya kemaharajaan Sriwijaya.
(Syarofal Anam)
Kesenian Syarofal Anam adalah salah satu kesenian yang bernuansa Islami yang biasa dipentaskan dalam resepsi pernikahan.
Lagu daerah misalnya Melati Karangan, Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Ribang Kemambang dan Dirut.
(Kain songket khas palembang)
Selain tersebut di atas, kain songket khas Palembang adalah
salah satu jenis tekstil terbaik yang ada di dunia, yand diukur dari
segi kualitasnya. Awal mula kain songket berasal dari perdagangan antara
India dan Tiongkok. Orang Cina membawa benang sutera dan orang India
membawa benag emas dan perak. Kemudian kain songket ditenun pada sebuah
alat tenun bingkai Melayu.
(Festival Perahu Bidar)
Tiap tahun, Kota Palembang juga menyelenggarakan berbagai festival seperti Festival Sriwijaya yang digelar dalam rangka Hari Jadi Kota Palembang pada bulan Juni, Festival Bidar dan Perahu hias yang digelar dalam rangka Hari Kemerdekaan RI dan festival-festival lainnya.
Tempat Wisata
Berikut adalah beberapa daftar tempat wisata yang bisa Anda kunjungi sebagai referensi ketika Anda berkunjung ke Kota Palembang.
- Jembatan Ampera.
- Benteng Kuto Besak.
- Sungai Musi.
- Monpera (Monumen Penderitaan Rakyat).
- Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Palembang.
- Masjid Ki Merogan
- Masjid Lawang Kidul.
- Masjid Al Mahmudiyah.
- KIF Park (Kambang Iwak Family).
- Pulau Kemaro.
- Taman Purbakala Bukit Siguntang.
- Hutan Wisata Punti Kayu.
- Kawah Tekurep.
- Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.
- Taman Makam Pahlawan.
- Museum Tekstil.
- Masjid Cheng Ho Palembang.
- Museum Balaputradewa.
- Kampung Kapitan.
- Kampung Arab Al Munawwar 13 Ulu.
- Al Quran Al Akbar Gandus.
- Bagus Kuning.
- Makam Candi Walang.
- Pusat Kerajinan Songket.
- Bangunan Tua Sekanak (ex.Kantor Jacobson VDB).
- Jakabaring Sport City.
- Sungai Gerong.
- Waterboom OPI Jakabaring.
- Situs Peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar