Jumat, 19 Februari 2016

Kampung Kapitan Palembang




PalembangHistory – Kampung Kapitan berlokasi di Jl. KH Azhari  Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberan Ulu 1, Palembang. Letaknya ada di tepi ulu Sungai Musi. Dari bawah Jembatan Ampera, Anda bisa naik angkutan umum jurusan Ampera-Kertapati dan berhenti di Simpang Pasar Klinik. Dari sana, Anda bisa berjalan hingga Simpang 3 dan menemukan papan tulisan Kampung Kapitan di tepi kiri.


Sumatera tak luput dari jejak persinggahan China. Seperti di Palembang, ada sisa peradaban Tionghoa yang masih bisa dilihat di Kampung Kapitan.
Setelah Kerajaan Sriwijaya runtuh, datanglah Perwira China dari Dinasti Ming yang dikenal dengan nama Perwira Tjoa. Diperkirakan Perwira Tjoa datang sekitar abad ke-14. Sebagai pendatang, awalnya ia tidak begitu dianggap. Namun keadaan menjadi terbalik saat Belanda mulai menjajah.

Alih-alih mengusir etnis Tiongkok, Belanda malah memberdayakan tenaganya untuk menjadi pengatur kawasan tersebut. Kapitan atau kapten adalah panggilan untuk orang yang memimpin kawasan tersebut. Orang ini dipilih karena memiliki status ekonomi tertinggi di sana, dibanding dengan penduduk lainnya.

Karena status yang eksklusif, Sang Kapitan pun memiliki kawasan tinggal yang berbeda. Rumahnya yang kental dengan gaya China namun tak kehilangan sentuhan Palembang, berdiri tegap di kawasan yang kini dikenal sebagai Kampung Kapitan.

Di dalam kampung ini, ada 15 bangunan rumah namun tidak semua bergaya China. Yang paling mencolok adalah bangunan rumah Sang Kapitan. Bangunan inti Kampung Kapitan terdiri dari 3 rumah yang juga menjadi bangunan paling besar yang ada di sana.

Ketiga bangunan ini menghadap Sungai Musi dan memiliki bentuk yang unik. Bagian atapnya mengadopsi gaya rumah di Palembang yaitu berbentuk limas. Sedangkan gaya China terasa di bagian dalam dan bagian tengah kompleks rumah.

Bangunan ini memiliki area terbuka di bagian tengahnya yang berguna untuk jalur masuk udara dan cahaya matahari. Di bagian dalamnya, ada meja altar yang berguna untuk beribadah.

Ada juga foto Kapitan ke-10 di bagian dalam rumah yang bisa dilihat para pengunjung. Warna merah yang mayoritas pun mengentalkan suasana khas China. Namun setelah hadir Belanda, rumah ini sedikit juga dipoles dengan sentuhan Eropa.

Meski tidak terlalu terawat, rumah ini masih ditempati oleh keturunan Kapitan.
Saat ini. kawasan Kampung Kapitan tengah dikelola lebih serius oleh Pemkot Palembang. Selain pemugaran beberapa bagian bangunan rumah khas, juga lanskap/taman di sekitarnya.

Seperti yang berada tepat di depan rumah tua Kampung Kapitan, taman dibangun sebagai bagian penunjang kenyamanan wisatawan dan penduduk sekitar. Tak khayal, taman yang terdapat Miniatur Pagoda dari batu di tengahnya ini, selalu ramai disambangi warga saat sore hari untuk berkumpul.



(Sumber: dirangkum dari berbagai blog)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar